Riku, Samurai Buangan yang Nggak Mau Kalah
Kalau lo pernah main Ghost of Tsushima, pasti lo tahu gimana kerennya jadi samurai yang bisa stealth, duel, dan punya cerita emosional. Nah, Ghost of Yotei adalah “adik spiritual” dari game itu. Ceritanya beda, karakternya baru, tapi vibe-nya masih Jepang banget — cuma kali ini lebih dingin, lebih gelap, dan lebih sadis.
Lo bakal mainin Riku, seorang samurai yang dibuang dari klannya karena dianggap pengkhianat. Tapi Riku nggak tinggal diam. Dia balik lagi, bukan buat minta maaf, tapi buat balas dendam. Setting-nya di pulau Ezo, wilayah utara Jepang yang penuh salju, hutan lebat, dan desa-desa terpencil. Suasananya dingin, tapi konflik di dalamnya panas banget.
Dari awal trailer aja udah kelihatan kalau Ghost of Yotei punya visual yang gila. Salju yang nempel di baju, darah yang beku di pedang, dan cahaya bulan yang mantul di danau bikin atmosfernya terasa banget. Banyak gamer bilang ini salah satu game paling cakep di PS5.
Di TikTok dan Reddit, hype-nya udah meledak. Banyak yang bikin fanart Riku, ada yang bikin teori kalau dia keturunan Jin Sakai, dan ada juga yang nemuin easter egg dari Ghost of Tsushima. Komunitasnya aktif banget, dan banyak yang bilang ini bukan sekadar game, tapi pengalaman sinematik.
Gameplay Lebih Seru, Dunia Lebih Hidup, dan Pilihan yang Bikin Galau
Kalau soal gameplay, Ghost of Yotei nggak main-main. Sistem combat-nya makin tajam. Lo bisa pilih gaya bertarung sesuai karakter lo — mau jadi samurai yang disiplin, pemburu yang brutal, atau penyihir bayangan yang main racun dan ilusi. Ada skill tree yang bisa lo kustomisasi, jadi tiap pemain bisa punya gaya main yang beda.
Fitur baru yang keren banget adalah “Spirit Bond”. Lo bisa berteman sama hewan liar kayak serigala, burung hantu, atau kuda liar. Mereka bisa bantu lo di medan perang. Misalnya, lo bisa kirim serigala buat ganggu musuh, atau burung hantu buat intai area musuh. Seru banget dan bikin gameplay makin dinamis.
Dunia Ezo juga interaktif banget. Lo bisa berburu, mancing, bikin ramuan, dan bahkan ngelukis pemandangan buat dapet petunjuk lokasi rahasia. Cuaca juga ngaruh ke gameplay — kalau lagi badai salju, musuh jadi lebih waspada, tapi jejak lo bisa hilang. Banyak gamer yang share momen epic pas nyelinap di hutan salju sambil ditemani serigala. Cinematic banget!
Yang bikin beda dari game lain adalah pilihan moralnya. Lo nggak dikasih pilihan “baik” atau “jahat”. Semua keputusan punya konsekuensi. Ada quest di mana lo harus mutusin nasib anak kecil yang jadi mata-mata. Lo bisa ampuni, latih jadi shinobi, atau bunuh demi keamanan desa. Nggak ada jawaban benar, dan itu bikin lo mikir keras.
Di Discord dan forum, banyak yang bahas ending alternatif dan teori karakter. Ada yang bilang Riku sebenernya bukan manusia biasa, tapi roh penjaga Ezo. Ada juga yang bahas simbol bunga sakura di ending. Ini bukti kalau Ghost of Yotei bukan cuma game aksi, tapi juga punya cerita yang dalam.
Worth It Nggak? Ghost of Yotei Bukan Sekadar Game Samurai
Kalau lo suka game open-world yang punya cerita kuat, visual keren, dan gameplay yang fleksibel, Ghost of Yotei wajib banget masuk wishlist lo. Buat fans Ghost of Tsushima, ini kayak upgrade yang lebih gelap dan lebih emosional. Tapi buat gamer baru pun, Yotei tetap bisa dinikmati tanpa harus main game sebelumnya.
Yang bikin Ghost of Yotei spesial adalah keberaniannya buat nggak nyenengin semua orang. Ini bukan game yang ngasih lo peta gede dan checklist. Ini game yang ngajak lo mikir, ngerasa bersalah, dan kadang mempertanyakan keputusan lo sendiri. Dan di tengah tren game open-world yang makin mirip satu sama lain, Yotei jadi angin segar.
Sucker Punch berhasil ngebuktiin kalau mereka bukan cuma jago bikin game keren, tapi juga ngerti cara menghormati budaya Jepang. Buat gamer Indonesia, ini juga jadi motivasi bahwa kita bisa bikin game lokal yang punya kualitas global — kayak Coral Island, misalnya.
Kalau lo belum coba, mungkin ini saatnya buat nyalain PS5 lo, pasang headset, dan masuk ke dunia Ezo. Tapi ingat, di sini nggak ada pahlawan. Cuma orang-orang yang berusaha bertahan di dunia yang udah retak.
