Dari Project L ke 2XKO: Perjalanan Panjang yang Bikin Penasaran
Kalau ngomongin Riot Games, biasanya orang langsung inget League of Legends atau Valorant. Tapi sejak beberapa tahun lalu, Riot udah kasih teaser soal proyek fighting game misterius yang waktu itu masih pakai nama Project L. Nah, sekarang game itu resmi punya nama: 2XKO.
Buat yang belum tahu, 2XKO adalah game fighting 2D berbasis tag-team. Jadi lo bisa pilih dua champion dari semesta League of Legends buat bertarung bareng. Konsepnya mirip Marvel vs Capcom atau Dragon Ball FighterZ, tapi dengan bumbu khas Riot: champion ikonik, visual modern, dan potensi kompetitif yang gede banget.
Kenapa game ini langsung viral? Pertama, karena Riot punya fanbase global yang masif. Setiap kali mereka bikin sesuatu di luar LoL, pasti jadi bahan obrolan. Kedua, fighting game sendiri lagi naik daun berkat Tekken 8 dan Street Fighter 6. Jadi timing Riot buat masuk genre ini pas banget.
Yang bikin komunitas makin panas adalah pengumuman Warwick sebagai karakter baru di roster 2XKO. Buat fans LoL, Warwick itu champion legendaris: monster hasil eksperimen yang brutal, dengan gaya main agresif. Masuknya Warwick ke 2XKO bikin banyak orang langsung bikin teori soal moveset-nya. Ada yang yakin dia bakal jadi grappler ala Zangief, ada juga yang prediksi dia punya mode “berserk” yang bikin damage makin brutal.
Di forum Reddit, diskusi soal Warwick rame banget. Ada yang bikin meme “Warwick jadi anjing peliharaan di 2XKO,” ada juga yang bikin fanart kocak dia sparing sama Jinx. Di TikTok, highlight trailer Warwick langsung jadi bahan edit-an lucu. Intinya, Riot berhasil bikin komunitas ngomongin game ini bahkan sebelum rilis.
Selain karakter baru, Riot juga ngumumin soal early access. Mereka janji bakal buka akses terbatas di 2025, sebelum rilis penuh di 2026. Buat gamer, ini kesempatan emas buat nyobain lebih awal sekaligus kasih feedback ke developer.
Tag-Team, Visual Keren, dan Reaksi Komunitas
Kalau dilihat sekilas, 2XKO memang punya vibe fighting game klasik. Tapi ada beberapa hal yang bikin dia beda. Pertama, sistem tag-team. Pemain bisa bawa dua champion sekaligus, dan ganti karakter di tengah pertarungan. Ini bikin gameplay lebih dinamis, karena lo bisa bikin combo panjang dengan switching yang tepat.
Contoh: lo bisa mulai combo pakai Ahri buat zoning, terus switch ke Warwick buat finishing dengan grab brutal. Atau lo bisa bikin setup trap pakai Ekko, lalu masukin Yasuo buat serangan cepat. Kombinasi ini bikin 2XKO punya potensi kompetitif yang dalam banget.
Dari sisi visual, 2XKO pakai gaya 2.5D dengan animasi super halus. Champion LoL yang biasanya kita lihat dari atas (top-down) sekarang tampil full body dengan detail keren. Ahri misalnya, punya animasi ekor yang fluid banget. Warwick kelihatan brutal dengan efek darah dan cakar yang tajam.
Komunitas fighting game juga ngasih reaksi positif. Banyak pro player yang udah nyobain demo bilang kalau 2XKO punya kontrol yang responsif dan gampang dipelajari, tapi tetap punya depth buat kompetisi. Ini penting banget, karena fighting game sering dianggap susah buat pemula. Riot kayaknya sadar, dan mereka pengen bikin 2XKO jadi game yang bisa dinikmati semua level pemain.
Di sisi lain, ada juga diskusi soal monetisasi. Karena ini Riot, banyak yang khawatir 2XKO bakal kebanyakan skin atau battle pass. Tapi Riot janji kalau fokus utama mereka adalah bikin game kompetitif yang sehat dulu, baru mikirin kosmetik.
Di TikTok dan YouTube, konten kreator udah mulai bikin teori roster. Champion mana lagi yang bakal masuk? Banyak yang minta Yasuo, Jinx, Darius, bahkan Teemo (bayangin Teemo di fighting game, chaos banget). Ada juga yang pengen champion support kayak Soraka atau Lulu masuk, biar unik.
Yang jelas, hype 2XKO bukan cuma dari fans LoL, tapi juga dari komunitas fighting game global. Banyak yang penasaran apakah Riot bisa bener-bener masuk ke ranah kompetitif kayak EVO, atau ini cuma jadi game casual buat fans LoL.
Bisa Jadi Game Fighting Besar?
Kalau kita lihat tren industri, fighting game lagi dapet momentum baru. Street Fighter 6 sukses besar, Tekken 8 juga rame banget, dan Mortal Kombat 1 masih jadi bahan obrolan. Di tengah hype ini, Riot masuk dengan 2XKO.
Apakah 2XKO bisa bersaing? Menurut gue, iya. Riot punya modal IP League of Legends yang udah dikenal jutaan orang. Mereka juga punya pengalaman bikin ekosistem kompetitif lewat LoL dan Valorant. Kalau mereka serius, 2XKO bisa jadi salah satu game fighting besar di turnamen global.
Tapi tentu ada tantangan. Fighting game itu genre yang tricky: gampang dipelajari tapi susah dikuasai. Riot harus bisa bikin sistem yang ramah pemula tanpa bikin pro player bosan. Mereka juga harus hati-hati soal monetisasi, karena komunitas fighting game biasanya sensitif banget sama hal itu.
Buat gamer casual, 2XKO bisa jadi pintu masuk ke dunia fighting game. Buat fans LoL, ini kesempatan buat lihat champion favorit mereka dalam format baru. Dan buat industri, ini bukti kalau fighting game masih relevan dan bisa terus berkembang.
Jadi, apakah 2XKO bakal jadi “game changer”? Kita belum tahu. Tapi satu hal jelas: Riot lagi serius banget, dan komunitas udah nggak sabar nunggu early access tahun depan.
2XKO bukan sekadar spin-off League of Legends. Ini adalah usaha Riot buat masuk ke genre fighting dengan serius. Dengan sistem tag-team, visual keren, dan roster champion ikonik, game ini punya potensi gede banget.
Pengumuman Warwick sebagai karakter baru bikin hype makin panas, dan early access yang dijanjikan bikin komunitas makin nggak sabar. Apakah 2XKO bakal jadi pesaing serius di EVO? Atau cuma jadi game fanservice buat fans LoL? Waktu yang bakal jawab.
Yang jelas, buat sekarang, 2XKO udah sukses bikin gamer ngobrol, bikin meme, dan bikin hype. Dan itu udah jadi langkah awal yang solid banget.






